FengShui Pemukiman di Perbukitan?

Diposting oleh Unknown on Rabu, 01 September 2010

DAERAH perbukitan sering dilirik konsumen properti, tentu dengan berbagai alasan. Pertama daerah perbukitan ini hawanya lebih sejuk, ditunjang tatakota biasanya mensyaratkan koefisien lantai bangunan (KLB) rendah, sehingga daerah ini lebih hijau dibanding daerah lainnya. Dengan promosi para developer, daerah perbukitan menjadi daerah bergengsi, sehingga diminati konsumen. Bila akses menuju daerah ini cukup baik, tak diragukan developer dapat meraup untung. Selain alasan di atas, daerah perbukitan juga baik dilihat dari aspek Feng Shui. Aliran chi yang ada di bawah permukaan bumi bergerak selama ribuan tahun atau bahkan ratusan tahun membentuk kontur tanah yang naik dan turun.
Kuatnya aliran chi yang ada di lapisan bawah ini ditunjukkan oleh topografi kawasan tersebut. Jika daerah yang berbukit ini terbukti memiliki tanaman yang tumbuh subur, bisa dipastikan daerah tersebut memiliki kandungan chi yang kuat dan bermanfaat bagi kesehatan. Ahli Feng Shui tak ragu merekomendasikan daerah tersebut sebagai daerah yang mampu memberi keuntungan.
Salah satu kendala untuk membangun di kawasan berbukit bagi developer adalah mahalnya infrastruktur untuk mengatasi masalah tanah. Untuk membangun jalan diperlukan konstruksi dinding penahan tanah yang kokoh. Sementara saluran air buangan dan drainase tak dapat dibuat lurus laiknya membangun pada tanah datar.
Kendala seperti itu tentu saja tak menyurutkan konsumen untuk menghuni kawasan perbukitan. Mereka yang memiliki sumber dana lebih besar tak mempersoalkan hal tersebut karena dipandang sebagai konsekuensi dari kenikmatan yang bisa diperoleh. Sebagai imbalannya mereka bisa memiliki pemandangan yang baik.
Dari aspek Feng Shui, daerah perbukitan menjanjikan terjaminnya aliran angin (yang membawa chi) memasuki bangunan. Sebagaimana menjadi pedoman dalam prinsip Feng Shui, kawasan yang baik memiliki sandaran ke ‘gunung’ (tempat tinggi) dan melihat lautan (air, pemandangan). Energi chi terbawa angin akan ‘menumbuk’ bukit dan mengendap (tapping by) ke dalam air. Oleh karena itu setiap rumah baik menyediakan kolam tenang di depan rumahnya untuk menampung dan mengakumulasi energi chi tersebut.
Dengan perhitungan ini juga, sebaiknya rumah yang berderet dan terletak pada dataran yang miring akan menguntungkan untuk mereka yang memiliki kapling dengan bagian kirinya (dilihat dari dalam ke luar) lebih tinggi. Konsep ini seperti ada secara alam pada manusia; di mana pada dada kiri ada jantung, sehingga bagian ini perlu dilindungi. Dalam penerapan Feng Shui tanah bagian kiri lebih tinggi dianggap lebih baik.
Apabila aliran energi ini ditata secara Feng Shui yang baik, tentu pengaruh dari keuntungan penghuni akan terasa dengan baik. Yaitu lebih sehat dan lebih makmur. Yang sering terjadi adalah karena ketidaktahuan penghuni, posisi-posisi sentral dan vital dengan energi chi tersebut malahan tak dimanfaatkan, energi chi dibiarkan tanpa dimanfaatkan.
Akhirnya banyak tata-letak rumah yang tampaknya baik secara Feng Shui, tetapi kurang berguna. Ini disebabkan karena posisi strategis yang memiliki energi chi positif ternyata hanya ditempati oleh taman atau kamar mandi saja.
Bila posisi tanah sudah berupa terasering (berundak-undak), ada baiknya suatu aturan lingkungan diterapkan. Yaitu kapling yang terletak di bagian bawahnya tidak memiliki atap yang menghalangi pemandangan (lebih tinggi) dari jendela rumah yang berada di atasnya. Ini dimungkinkan pada perbedaan ketinggian kontur yang sifnifikan.
Developer yang memiliki tanah di kawasan perbukitan dan ada keberanian untuk memulai mengembangkan bisnis di sana bisa memanfaatkan konsep Feng Shui untuk keuntungan calon penghuninya kelak. (Dr Mauro Rahardjo & Lelyana Rahardjo - Feng Shui School Indonesia)

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar

Follow jo_indonesia on Twitter